Nakula adalah seorang tokoh protagonis dari wiracarita
Mahabharata. Ia merupakan putera Dewi Madri, kakak ipar Dewi
Kunti. Ia adalah saudara kembar Sadewa dan dianggap putera Dewa Aswin, Dewa tabib kembar.
Menurut kitab Mahabharata, Nakula sangat tampan dan sangat elok parasnya. Menurut Dropadi, Nakula merupakan suami yang paling tampan di dunia. Namun, sifat buruk Nakula adalah membanggakan ketampanan yang dimilikinya. Hal itu diungkapkan oleh Yudistira dalam kitab Prasthanikaparwa.
Nakula dalam Pewayangan Jawa
Nakula dalam pedalangan Jawa disebut pula dengan nama Pinten
(nama tumbuh-tumbuhan yang daunnya dapat dipergunakan sebagai obat). Ia
merupakan putera keempat Prabu Pandudewanata, raja negara Hastinapura dengan
permaisuri Dewi Madri, puteri Prabu Mandrapati dengan Dewi Tejawati, dari
negara Mandaraka. Ia lahir kembar bersama adiknya, Sahadewa atau Sadewa. Nakula
juga menpunyai tiga saudara satu ayah, putra Prabu Pandu dengan Dewi Kunti,
dari negara Mandura bernama Puntadewa (Yudistira), Bima alias Werkudara dan
Arjuna
Nakula adalah titisan Batara Aswin, Dewa tabib. Ia mahir
menunggang kuda dan pandai mempergunakan senjata panah dan lembing. Nakula
tidak akan dapat lupa tentang segala hal yang diketahui karena ia mepunyai Aji
Pranawajati pemberian Ditya Sapujagad, Senapati negara Mretani. Ia juga
mempunyai cupu berisi "Banyu Panguripan" atau "Air
kehidupan" pemberian Bhatara Indra.
Nakula mempunyai watak jujur, setia, taat, belas kasih, tahu
membalas guna dan dapat menyimpan rahasia. Ia tinggal di kesatrian Sawojajar,
wilayah negara Amarta. Nakula mempunyai dua orang isteri yaitu:
- Dewi Sayati puteri Prabu Kridakirata, raja negara
Awuawulangit, dan memperoleh dua orang putera masing-masing bernama Bambang
Pramusinta dan Dewi Pramuwati.
- Dewi Srengganawati, puteri Resi Badawanganala, kura-kura
raksasa yang tinggal di sungai Wailu (menurut Purwacarita, Badawanangala
dikenal sebagai raja negara Gisiksamodra alias Ekapratala) dan memperoleh
seorang putri bernama Dewi Sritanjung. Dari perkawinan itu Nakula mendapat
anugrah cupu pusaka berisi air kehidupan bernama Tirtamanik.
Setelah selesai perang Bharatayuddha, Nakula diangkat
menjadi raja negara Mandaraka sesuai amanat Prabu Salya kakak ibunya, Dewi
Madrim. Akhir riwayatnya diceritakan, Nakula mati moksa di gunung Himalaya
bersama keempat saudaranya.